Sabtu, 10 Juli 2010

Gosip Lucifer: Yesus Tidak Mati Disalibkan!!!

RANTAI TIPU MUSLIHAT IBLIS YANG MEMBELENGGU 1,5 MILYAR UMAT MUSLIM & ORANG SKEPTIK LAINNYA SELAMA LEBIH DARI 1400 TAHUN
Oleh Fajar Yehuda, 10 Juli 2010

Umat Muslim meyakini bahwa Yesus Kristus (Isa Almasih) tidak disalibkan bahkan mati disalib. Apabila kabar Injil mengenai penyaliban Yesus dapat disangkal maka umat Muslim tidak perlu lagi menggugat tentang kebangkitan Yesus dari kematian, dan kosekuensi yang diterima oleh kami sebagai umat Yesus Kristus adalah iman dan pengharapan kami kepada karya penebusan Yesus menjadi sia-sia dan juga kami pasti masih hidup dalam dosa.

Kepercayaan Muslim atau iman Kristen??? Apabila seandainya Yesus benar-benar tidak disalibkan bahkan mati disalib maka iman Kristen adalah suatu kebohongan besar tetapi apabila Yesus benar-benar mati disalibkan maka kepercayaan Muslim lah yang merupakan kebohongan terbesar dan hal ini sekaligus dapat meragukan kewibawaan Alquran sebagai kitab pemwahyuan langsung dari Allah.

Prinsip saya adalah Kalaupun ada yang nama kebenaran dalam dunia ini, itu pasti hanya ada satu kebenaran. Mengenai penyaliban Yesus, Islam mengklaim bahwa pendapat merekalah yang benar. Mari kita buktikan! Pembahasan di bawah ini saya sadur dari SERI BUKU SAKU YABINA MINISTRY, EDISI 01 MARET 2006, dengan judul YESUS DIGUGAT.

Hal lain yang controversial dalam hidup Yesus selain kelahiran-Nya dari seorang perawan adalah kematian dan penguburan Yesus yang secara eksplisit diceritakan dalam kitab-kitab Injil.

Para teolog liberal dan Jesus Seminar mengakui sifat sejarah Yesus, namun Yesus yang manusia mati, dikuburkan dan tidak bangkit, apalagi naik ke surge. Yesus hanyalah manusia biasa tanpa mujizat. Yesus hanya bangkit dalam iman para pengikut-Nya. Yesus bisa juga mati suri lalu bangkit, tetapi kemudian hari mati secara wajar.

Sebagian pemuka Islam dan orang-orang skeptik yang berpendapat bahwa Yudaslah yang menggantikan Yesus, sebagian lagi berpendapat bahwa Yesus merubah wajah salah satu muridnya, sebagian lagi berpendapat bahwa Yesus hanya pingsan sewaktu disalibkan, dan sebagian lagi berpendapat bahwa Yesus diselamatkan sebelum peristiwa penyaliban?

Dibawah ini adalah beberapa konsep terbaik yang ditawarkan oleh berbagai pihak untuk menyangkal kematian Yesus di atas kayu salib serta kebangkitan-Nya dari kematian:

A. YESUS DIGANTIKAN OLEH ORANG LAIN YANG SERUPA (ATAU YUDAS)

Dalam Alquran disebutkan bahwa Yesus tidak mati disalib, lebih dari itu Yesus tidak disalib dan tempat-Nya digantikan oleh orang lain yang diserupakan dengan Dia.
“Dan karena perkataan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh Almasih, Isa anak Maryam, seorang rasul Allah. Padahal bukanlah mereka membunuhnya dan bukan pula menyalibkannya, melainkan orang yang serupa dengan dia. Sesungguhnya orang-orang yang besalah-salahan tentang Isa itu dalam keraguan, bukanlah dengan pengetahuan, melainkan menurut dugaan saja; dan tidaklah mereka itu membunuh Isa dengan yakin.” (Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim Qs.4:157)

Pandangan Yesus tidak disalib ada dalam Injil Barnabas, karya penganut katolik yang masuk Islam dan ditulis pada abad petengahan (abad ke-13/14). Dalam Injil ini disebutkan tempat Yesus bukan digantikan oleh orang yang serupa dengan Yesus, melainkan digantikan oleh Yudas.

“Lalu oleh mereka diletakkannyalah mahkota duri itu di atas kepala Yudas. ……Dan bersama ia telah dijatuhi pula hukuman mati disalib atas dua orang pencuri.”
(Husein Abubakar & Abubakar Basjmeleh, CV Pelita Bandung)


B. YESUS HANYA PINGSAN

Ahmadiyah mengklaim beragama Islam, namun mempercayai nabi terakhir pendirinya bernama Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, dan menerima buku Notovitch dan Injil Barabas sebagai kebenaran. Ghulam menyebutkan dalam bukunya “Masih Hidustan Men” (Almasih di India) bahwa:

“Nabi Isa a.s. tidak meninggal di atas salib dan hanya pingsan. Setelah siuman kembali beliau meninggalkan Palestina dan menuju daerah-daerah sebelah timur, untuk menyampaikan ajaran-ajaran beliau kepada suku-suku Isarel yang hilang. Akhirnya beliau meninggal di sana dalam umur 120 tahun.”
(Syafi R. Batuah, NABI ISA, Dari Palestina ke Kashmir, Penerbit jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1991, hlm.1. Ahmadiyah percaya Yesus disalib tapi tidak mati)

Ada juga sumber Hindu yang dipercayai kalangan Ahmadiyah yang menyebutkan adanya percakapan (Tanya jawab) antara seorang raja dengan seorang kudus yang bernama Isa yang disebut sebagai ‘anak Tuhan’ yang lahir dari seorang perawan dan berasal luar negeri dan telah muncul sebagai seorang Messiah negerinya.

“Dalam suatu buku berbahasa Sanskrit Bhavishya Maha Purana yang ditulis oleh Suta dalam tahun 3191 Laukia atau 115 Masehi, diceritakan pertemuan raja Shalewahin (tahun 78 Masehi) dengan nabi Isa di Wien (kira-kira 15 km dari Srinagar), dan dikatakan: “Di negeri itu ia (Shalewahin) menapak di Wien seorang yang kelihatannya sebagai seorang raja Saka, yang berkulit putih dan memakai baju putih. Dia (Shalewahin) bertanya siapa dia. Jawabnya ialah bahwa ia Yusashaphat (Yus Asaf) dan dilahirkan oleh seorang dara dan (karena shalewahin tercengang) ia berkata bahwa ia mengatakan yang sebenarnya dan ia berkewajiban membersihkan agama. Raja itu bertanya apa agamanya…Ia menjawab: Agamaku untuk (menimbulkan) cinta, kebenaran dan kesucian dalam hati dan karena itu saya disebutkan ISA ALMASIH. Raja itu pergi setelah memberikan penghormatan kepadanya…”
(Hal.282, Parwa (bab) III, Adhyaya (bagian) II, Shalok (ayat) 9-31, dari terjemahan inggris oleh Dr. Widyavaridi Ahiv Nath Shastri)

Hasnain berteori lebih lanjut bahwa keluarga sisa-sia Yahudi yang terasing itu ada yang bernama Basharat Saleem yang mengaku keturunan dari Jus Asaf yang dipercayai sebgai Yesus dari Palestina dan yang kuburannya masih bisa ditemukan di Srinagar, Kashmir sampai sekarang. Kuburan Maryam juga disebut ada diatas bukit kota Murree, Pakistan utara.

Sumber sama yang digunakan Ahmadiyah dan Hasnain yang menyebut soal “Isa Almasih” dan juga fakta keduanya menyetujui buku Notovitch yang bohong menunjukkan pengaruh teologi Islam dan alasan yang direkayasa untuk menunjukan suatu ketidaksetujuan.


C. YESUS DISELAMATKAN DARI KEMATIAN DAN AKHIRNYA BERKELUARGA

Pandangan yang mirip dengan Ahmadiyah dan Hasnain di atas adalah pandangan Barbara Thiering, seorang teolog Australia. Ia menulis buku yang berjudul “Jesus and the Riddle of the Dead Sea Scrolls,” mengatakan hal yang sama bahwa Yesus tidak mati tetapi dengan akhir hidup yang berbeda, yaitu bukan di India tetapi kemudian berkeluarga di Palestina.

Barbara mengemukakan bahwa dari penelitiannya mengenai “Dead Sea Scrolls” telah memberinya kunci untuk membuka rahasia sejarah kekristenan awal, dimana dikatakannya bahwa Yohanes Pembabtis dan Yesus adalah tokoh kunci sekte Qumran. Barbara menyebutkan bahwa untuk mengerti Injil harus menafsirkannya berdasarkan prinsip yang dipraktekan di Qumran yaitu “pesher”, dengan ini hikayat sekte Qumran dan kekristenan awal bisa diketahui sebagai identik. Yohanes Pembabtis adalah “Guru Kebenaran” yang banyak disebut dalam naskah Qumran sedangkan Yesus sebanarnya adalah “Imam Yang Jahat”.

Agar cocok dengan sekte Qumran, Yesus dikatakan dilahirkan oleh orang tua Essenes. Yohanes Pembabtis dan Yesus dianggap berpisah karena sengketa soal peraturan tentang kesucian. Yesus di salib dan “mati” dan dikuburkan di lorong gua Qumran bersama Yudas Iskariot. Tetapi, Yesus sebenarnya tidak mati sekalipun di racun, karena sebelum putus nyawa Ia berhasil diselamatkan oleh Simon Magus yang ahli obat-obatan dan kemudian melarikan diri melalui gua-gua Qumran. Demikianlah Yesus dianggap “mati” dan bangkit kembali.

Kemudian Yesus dan kawin lagi dan mempunyai tiga anak, seorang wanita dan dua anak laki-laki. Isteri kedua Yesus bernama Lydia.


D. YESUS MATI TERLATAR DAN MAYATNYA DIMAKAN ANJING

Buku lain yang juga controversial adalah seri tulisan karya Michael Baigent dengan kawan-kawannya, Richrad Leigh dan Henry Lincoln berupa dua buku berjudul “Holy Blood, Hoy Grail” dan lanjutannya berjudul “The Messianic Legacy”. Dalam buku- buku itu disebutkan Ia tidak mati disalib, melainkan tidak sadarkan diri dan kemudian dikuburkan secara tersembunyi di taman Getsemani oleh Yusuf dari Aritmatea. Ini bisa terjadi, karena Pilatus dan para prajurit sudah disuap. Kelihatannya ini mengikuti versi Yahudi yang diceritakan kitab Injil Perjanjian Baru (Mat.28:13) bahwa para ahli Taurat menyuap para serdadu.

Menurut buku ini, yang disalib bersama Yesus adalah anak-Nya sendiri yang bernama Barabas sebab Barabas bis berarti Bar-Rabbi, anak rabi, dan rabinya adalah Yesus, atau Bar-Abba, anak Bapak, dan Bapaknya adalah Yesus. Yesus menikah dengan Maria Magdalena, dan berkelana dan menetap di Perancis Selatan (Marseilles) dimana anak cucu-Nya sekarang dapat ditemukan.

Teori buku Holy Blood, Holy Grail mendatangkan inspirasi pada Dan Brown, yang kemudian menuis buku The Da Vinci Code, dimana dikatakan bahwa Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan keturunan-Nya bermukim di Inggris. Karya Dan Brown memang laku keras karena ia juga membonceng lukisan Leonardo da Vinci yang tenar.

Pandangan paling provokatif kelihatannya yang disebutkan oleh John Dominic Crossan, tokoh kedua pencetus Jesus Seminar yang dalam bukunya yang lebih didasarkan pada studi sumber-sumber di luar kitab Injil-injil kanonik dalam Perjanjian Baru, yaitu kitab-kitab Apokrif terutama injil Thomas dan injil Petrus, yang mengemukakan mengenai “anjing-anjing yang berkeliaran di bawah salib” dan bahwa sebenarnya “Yesus tidak disalib tetapi dibiarkan mati terlantar sehingga mayatnya dimakan anjing.”

KESIMPULAN AKHIR

Dari berbagai teori mengenai kematian Yesus, kita bisa mengerutkan kening karena mendengar begitu banyak variasinya, bagaimana Yesus yang satu itu yang tidak mati dan digantikan oleh orang lain yang serupa dengan Dia (Versi Alquran) atau digantikan Yudas (Versi injil Barabas), bisa juga Ia sendiri disalib tetapi hanya pingsan (Versi Ahmadiyah dan Barbara Thiering) atau mati suri (Versi Jesus Seminar). Yesus yang kematian-Nya disangkal itu, bisa terlantar dan mayat-Nya dimakan anjing (Versi Dominic Crossan) tetapi bisa juga melarikan diri melalui lorong-lorong gua Qumran (Versi Barbara Thiering) dan keturunan-Nya menetap di Perancis selatan (Versi Michael Beigent). Tetapi versi India menyebut bahwa Ia bisa pergi jauh ke India dan di kuburkan di Srinagar (Versi Notovitch, Hasnain, dan Ahmadiyah).

Bila kita menggunakan argumentasi PEMBUKTIAN TERBALIK kita bisa merenungkan para pengkritik itu, karena mereka tidak satu pendapat mengenai apa yang dialami Yesus yang mati disalibkan dan bangkit pada hari yang ketiga yang disebutkan dengan jelas sekali dalam keempat kitab Injil Perjanjian Baru, jadi kita tidak perlu meragukan kebenaran dan kejujuran pemberita Injil.

Lebih dari 2000 tahun yang lalu Yesus Kristus sendiri telah menggambarkan isu-isu ini dengan sangat jelas sekali dengan suatu perumpamaan yang sangat sederhana tentang ajaran Mesias-mesias palsu (dimanipulasi):

Yesus berkata, “Di mana ada bangkai, disitu burung nazar berkerumun”
(Matius 24: 28)

Kita dapat memahami perumpamaan diatas sebagai berikut:

“Dimana ada kabar tentang Yesus yang mati disalibkan dan bangkit, disitu kabar Yesus yang TIDAK mati disalibkan dan TIDAK bangkit berkerumun.”

Jadi, masalah yang penting di sini bukanlah antara iman dan logika tetapi antara “logika orang beriman” dan “logika orang yang tak beriman.”